Strategi Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong dan Tingginya Angka Pencari Kerja di Dalam Negeri, Yang Mengatur Swasta atau KP2MI ?
CAUSEWAY BAY - Tingginya angka pengangguran (pencari kerja berpendidikan rendah) di dalam Negeri bukan tanggung jawab Pemerintah saja tetapi juga menjadi tanggung jawab Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang berperan sebagai mitra strategis Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI)
Aspataki berada di Hongkong (25-28 oktober 2025) mendapati mayoritas PMI yang saat ini bekerja di Hongkong mayoritas telah bekerja di Hongkong di atas 6 (enam) tahun bahkan banyak yang di atas dua puluh (20 tahun), artinya peluang kerja bagi PMI Pemula kerja di Hongkong sangat kecil sekali
H Saiful Mashud sebagai Ketua Umum DPP Aspataki bersama Sekjen Aspataki berdialog dengan beberapa PMI di Victoria Park (27/10) menemukan mayoritas bukan PMI Pemula tapi PMI yang telah lama tinggal dan bekerja di Hongkong, kata Saiful.
Hal ini membuktikan kenapa P3MI tidak begitu bersemangat menempatkan PMI Pemula ke Hongkong karena pasar di Hongkong dikuasai oleh PMI yang berpengalaman, "tak heran para Mitra Usaha (Agency) di Hongkong tidak perlu repot-repot mengambil PMI pemula langsung dari ndonesia, cukup “recycle” PMI yang telah berada di Hongkong"
Kenyataan ini dapat diartikan peluang kerja ke Hongkong meskipun gajinya besar dan pelindunganya bagus tidak lagi mejadi tujuan utama PMI Pemula, kata Ketum Aspataki
Sebagaimana yang pernah disampaikan Aspataki agar KP2MI mengatur kerja sama P3MI dengan Agency dan setiap Agency wajib mengambil PMi Pemula minimal 100 PMI dalam kurun waktu setahun, dan bila gagal atau setiap Agency yang hanya bisa menempatkan PMI “recycle” tidak diberikan perpanjangan akreditasi oleh KJRI kita di Hong-Kong, kata Saiful.


.jpg)